Kamis, 18 Juni 2015

Apa yang Kamu Dapat ?

Sewaktu Waisak kemarin, kami secara spontan tanpa rencana  memutuskan untuk pergi ke Candi Borobudur, di mana di sana sedang ada perayaan puncak Hari Raya Waisak. Momen yang paling ditunggu semua pengunjung pada malam itu tentu saja pelepasan lebih dari 1000 lampion ke angkasa.

Filosofi dari pelepasan 1000 lampion itu adalah sebuah upaya menyampaikan doa dan harapan langsung ke Tuhan . Lampion difungsikan sebagai simbol doa dan harapan yang terbang perlahan-lahan ke atas, berkelip-kelip memancarkan semangat dari setiap orang yang melepas lampion itu, dan pada akhirnya cahaya kelap kelip dari lampion itu hilang di gelapnya langit, menandakan doa dan harapan kita "diterima" oleh Tuhan.

Kami memang tidak berkesempatan melepas langsung lampion itu. Tapi itu bukan masalah besar bagi kami, karena kami memang hanya ingin menikmati dan meresapi makna dan semangat dari acara pelepasan lampion itu.

Kami menikmati dan meresapi lampion itu dengan tiga cara.
Pertama, duduk lesehan. Di tahap ini kami menikmati terbangnya lampion lampion dengan cara yang simpel saja. Duduk sambil melihat lampion lampion terbang dengan anggunnya sambil sesekali berkomentar atau ngobrol.

Kedua, tiduran telentang di rumput. Di tahap inilah kami benar benar bisa merasakan dan meresapi makna dari lepasnya lampion lampion itu. Kami saling menitipkan doa dan harapan kami masing masing ke lampion tersebut. Dengan tiduran menatap langit kami bisa melihat bagaimana lampion lampion itu bisa terbang berkelip kelip sampai pada akhirnya dia hilang. Kami menikmati kombinasi suasana yang sangat indah malam itu, kombinasi udara dingin, kelap kelip lampion, dan aura kebahagiaan dari setiap orang di tempat itu. Kami pun bisa sangat meresapi doa dan harapan kami saat itu.

Ketiga, masuk ke area pelepasan lampion. Di tahap ini kami benar benar berusaha membaur dengan orang orang yang berkesempatan untuk melepas lampion. Kami berjalan kesana kemari berusaha mencari celah supaya bisa ikut nebeng melepas lampion
Kami memang tetap tidak bisa ikut melepas langsung, tapi ada satu kesamaan dari semua orang yang berkesempatan melepas lampion lampion tersebut : bahagia. Bahagia atas doa dan harapan mereka masing masing yang dititipkan di lampion. Bahagia yang terlihat dari raut wajah yang diterangi temaram cahaya lampion.

Lalu apa yang kami dapat dari acara tersebut?

Kami merasakan dan memahami bahwa untuk melihat pemandangan indah tersebut kami harus menempuh perjalanan cukup jauh dan menunggu selama berjam jam sampai akhirnya lampion lampion itu terbang di depan mata kita.
 "kita lewati prosesnya sekarang. mungkin lelah. mungkin berat. Dan jika tiba waktunya untukku dan kamu berucap janji itu, percaya saja, disanalah kita seharusnya berada...."

Dengan melakukan tiga cara menikmati acara lampion itu, kami menyadari bahwa untuk bisa mendapatkan  tujuan secara penuh kami harus melakukan tiga cara itu.. duduk santai sambil melihat dengan mata, melihat dan meresapi prosesnya dengan hati, dan ambil bagian di tengah proses lalu melakukannya dengan tindakan dan kehadiran yang nyata.
" kita tau tujuan kita. kita duduk membicarakan, kita menatap langit merasakan, dan kita bersama sama mewujudkan. Toh semua hal terjadi untuk suatu tujuan. Terus saja berpegang pada apa yang kita yakini"

Dengan begitu banyak raut muka kebahagian malam itu, kami tau ada dua hal penting yang harus bertanggung jawab atas hadirnya kebahagiaan malam itu sekaligus menjaga semangat mereka tetap terjaga di tengah dinginnnya malam dan rasa kantuk yang mungkin sudah menerjang.
Dua hal itu adalah : doa dan harapan. Doa dan harapan bagi mereka yang meresapi makna terbangnya lampion serta harapan bagi mereka yang sekedar ingin menikmati pemandangan indah malam itu. Harapan bahwa perjuangan mereka menunggu semalam suntuk tidak sia sia.
"kita bawa terus dalam doa. Kita pupuk dalam harapan. Kita lakukan apa yang harus kita lakukan. Kita jaga rasa damai ini terus. Tuhan tidak sebercanda itu ketika mempertemukan kita...."


                                                                               -amin- 

P.S : Kenapa gue memakai kata kami di tulisan ini? Karena memang tulisan ini ditujukan untuk kami. Kami yang masih berproses. Dan kalau bahasa gue terlalu halus atau menjurus puitis, silahkan salahkan Payung Teduh yang menemani saya menulis ini. hehe.....




Jumat, 29 Mei 2015

We'll see...

Buat kamu.

Sekitar 3,5 tahun lalu gue pernah nge-post satu tulisan di blog ini dengan judul 'Si Mama'
Paragraf terakhir dari tulisan itu adalah

"  Nyokap gue itu perempuan yg tangguh,mandiri, bisa ngemong, ibadah oke (soleha), bisa ngebawa gue jd orang yg lebih baik dengan caranya sendiridan yakin anaknya punya kemampuan. Buat gue itu spesial bgt...dan gue perlu pasangan hidup yg bisa kaya gitu. apakah ada? We'll see....  "


" We' ll see... " jadi kalimat terakhir di pargraf itu. Artinya kurang lebih "ya kita lihat nanti ya..." atau "ya..semoga ada "

Meminjam istilah dari seseorang, 
Dengan menjadi pelaku dari sebuah rahasia surga, gue bisa bilang :
"We'll see.." itu sekarang sudah berubah jadi kalimat "I'm seeing..."

Jumat, 16 Agustus 2013

#KunyahKunyah - PEPPER LUNCH

Tipe     : Casual dining (with fine dining price...haha)
Menu   : Asian Fusion Food
Alamat : Plaza Ambarukmo, lt 3 , Yogya


Buat temen - temen yg tinggal di jogja mungkin uda tau kalo muncul resto baru yang cukup fenomenal di amplaz ( ambarukmo plaza ), yaitu PEPPER LUNCH , sebuah resto asian fusion yang lebih ke arah japannesse tepan gitu. Buat gue secara pribadai, kehadiran  resto ini cukup bikin penasaran. Kenapa?
Karena cara promonya yang cukup eye catchy. Cara resto ini promo cukup standar, yaitu dengan masang spanduk di sepanjang jalan solo, dan isi dari spanduknya adalah gambar dari menunya.

Cuma menu? apa luar biasanya?

Nah ini dia...menu yang dipajang di spanduk adalah berupa sepiring hot plate, beserta seonggok daging mentah di atasnya. 100% persen mentah..yang masih merah gitu. Buat seorang meat lover kaya gue, ada gambar daging mentah jelas udah cukup untuk bikin penasaran tentang resto ini.

Kira - kira gini gambar spanduknya... sluuurrppp....


Pas gue jalan - jalan ke amplas akhirnya gue sempatkan untuk lewat depan resto ini. Pas pertama ke sana gue lihat resto ini cukup rame pengunjungnya. Makin penasaran deh , kaya apa sih si daging mentah ini.......

Berdsarkan pengalaman gue nih, yang namanya orang udah lama tinggal di jogja suka sensitif sama yang namanya harga makanan. Seringkali kita suka ragu masuk ke sebuah resto karena takut ntar pas buka menu harganya bikin stroke. Nah untungnya si Pepper Lunch ini cukup baik hati dengan masang neon box  segede gaban yang isinya daftar menu beserta harga - harganya di depan resto. Baik banget deh.....oia! tak lupa resto ini juga memajang bentuk tiruan dari menunya di sebelah daftar menu. Jdi calon pengunjung bisa langsung lait daftar menu, daftar harga, dan tak lupa wujud dari menunya.

kira kira gini... tapi ini resto yg di bangkok ya, bukan jogja.

Sangat informatif bukan desain dari "gerbang" retso ini? hehe...
tapi kalo kita mau teliti lagi, dari sekian banyak orang yang lewatin resto ini, akan menunjukkan perilaku seragam.. yaitu : berhenti sebentar untuk baca menu, pasang muka manggut2, lalu melenggang pergi atau langsung bisik2 sama temennya... ada apa gerangan?

inilah jawabannya...



Hahaha..ya betul...apalagi kalo bukan harganya yang buat sebagian ( atau mayoritas ) orang jogja bakal terkejut! Bukan berarti gue bilang orang jogjanya yg ga punya duit, tapi kami orang jogja ga biasa buat disodorin harga makanan yg harganya kaya gini.... we love low price very much!

oia, dari hampir 3x gue ngelewatin resto ini, gue jg selalu melakukan aksi yg sama kaya yg gue tulis di atas...

berhenti - baca menu - manggut - langsung ngeloyor pergi :)

Tapi setelah kunjungan yang ke 4 dan setelah minjem duit di pegadaian akhirnya gue memberanikan diri untuk masuk ke resto ini..(yes..!) ulalala....

Gue kesana sama si Agnes ratri, dia pesen beef & salmon pepper rice, gue pesen beef curry pepper rice.
minumnya soft drink aja...

karena lupa mengabadikan gambar, jadi kira2 wujud makanan kami kaya gini secara garis besar.

Beef curry pepper rice : nasi putih, jagung, ditabur lada item, ada saus manis di tengah gundukan nasi, lalu ada potongan daging di sekeliling nasi, dan taburan bubuk curry.

Beef salmon : nasi, jagung, saus manis, lada item, potongan sapi dan salmon.

Oke, saatnya ulas detail makanan.

Alasan kenapa resto ini make hot plate cukup sederhana...yaitu resto ini nyuruh kamu buat masak sendiri.
Potongan daging yang ada di piring kita akan berwujud 1/2 mateng ( ga kayak spanduk ), nah tugas kita adalah "menuntaskan masakan" dengan cara mengaduk2 nasi dan sebagainya sampe jd satu dan sampe daging mateng. Di meja kita juga udah disediakan beberapa saus tambahan yang WAJIB untuk kita campurkan di menu. Kenapa gue bilang wajib? karena di petunjuk cara makan memang dituliskan kita kudu naruh saus tambahan ini supaya jadi enak. simpel.... sausnya ada saus madu, saus garlic, saus sambel, merica

Tapi ada yg bikin gue berpikir selama proses menikmati menu ini....

1. harga yg tinggi membuat ekspetasi gue akan makanan haruslah makanan yg enak dan bikin puas
2. harga yang tinggi haruslah membuat gue yakin bahwa resto ini seharusnya menjamin konsumen bahwa makanan yg mereka buat adalah makanan yg enak.

Nah dari pemikiran itulah gue berkesimpulan resto ini overrated. 
Kenapa?
Karena yang menentukan makanan ini jadi enak atau engga adalah si konsumen sendiri...dengan kata lain yg bikin jadi enak adalah bagaimana "keahlian" kita untuk pinter - pinter nyampur saus - saus yg ada sampe jadi menu yg top markotop.

Nah, kerelatifan rasa ini kejadian pas si Agnes Ratri terlalu banyak ngasi saus garlic ketimbang saus madu. Alhasil dia mendapatkan rasa makanan yg totally asin. Beruntungnya gue, karena gue ngasi sausnya dikit, jadi rasanya enak

Apa nasinya kalo ga pake saus tambahan ga enak kak?

Gue sempet ngicip nasinya kalo tanpa saus tambahan...hmm..rasanya ya kayak nasi campur di chinnesse food gitulah. ada gurih, manis, asin. standar.

Kesimpulan akhir gue adalah dengan harga segitu ,resto ini memang menjual sensasi pengalaman memasak sendiri, bukan menjual rasa yang luar biasa....

Sebuah tempat kuliner bakal gue bilang sip dan layak direkomen kalo gue pengen balik kesana lagi buat makan.  Dan untuk Pepper Lunch gue bimbang..haha. rasa lumayan tapi harganya yg terlalu tinggi , ga imbang dengan apa yg didapat.
hmmm... I'm not really recommend you this place..


Rabu, 05 Juni 2013

#RandomThings : Toilet Portable




Hai..jadi ceritanya hari minggu tanggal 2 juni kemaren gue ikutan acara AQUARIUS-Sebelasthlone di senayan. Semacama lomba olahraga gitu deh...asik, seru!

Kece ya..kaya usain bolt..


Tapi di sini gue bukan pengen ngulas tentang acara itu. Kenapa? Karena ada yang lebih menarik perhatian gue pada hari itu...yaitu adalah.................






TOILET PORTABLE !!!

Ya gue akan bahas tentang toilet portable. Ini adalah pengalaman unik buat gue karena ini pertama kalinya gue menggunakan toilet portable..mari kita bahas satu demi satu.
Kesan pertama pas gue mau make toilet ini adalah ragu-ragu..ya, gue ragu karena ya lo taulah toilet portable = toilet umum, yang berarti salome..satu lobang untuk rame rame. Dari pengalaman yang sudah - sudah, yang namanya toilet umum (kecuali di mall ato hotel) pasti ga jauh jauh dari kata kotor, pesing, bau, dekil, sumpek, becek dan apapun yang menjijikkan...
Tapi karena pada saat itu gue udah kebelet pipis banget, jadi ya gue bodo amat masuk ke sebuah kotak  seukuran box telpon yang terbuat dari plastik itu...
kira kira gini wujud luarnya
Gue udah siap dengan segala konsekuensi begitu gue buka pintu toilet itu..gue siap dengan aroma yang akan menyambut..gue siap untuk melihat pemandangan "istimewa" di klosetnya...pokoknya gue siap menderita..


Tapi ternyata oh ternyata!!! Begitu gue buka pintunya, gue sangat terkejut....gue disambut dengan bau harum yang enak, yang seger, sangat jauh dari kata bau pesing. Dan begitu gue liat sekeliling ruangan gue amat sangat terkejut lagi.... toilet ini bersih banget! Ga ada tuh acara gue liat sisa sisa pembuangan orang lain... 
Saking gue terpananya, gue sampe lupa buat pipis....hahaha
Oke ini gue kasih beberapa pemandangan di dalem...

Ini closetnya...kalo yang buletan di kanan bawah itu adalah flushnya. Cara pakenya tinggal injek..cool!!!
Itu kaki gue lagi nginjek flush..dan yang biru itu adalah cairan pembersih antiseptik sebagai pengganti air. super cool!!!

Yang kiri itu dispenser sabun, merk krisbow..modal ye! yang kanan tempat tissu


Ini washtafel buat cuci tangan..cara ngeluarin airnya pake cara diinjek juga. liat betapa modalnya toilet ini, sabun dan tissu buat boker dan cuci tangan aja dipisah! cool...



Ini stiker supaya para pemakai waspada...biar ga lupa ngunci gitu. Kan ga asik klo lagi asik bercengkrama tau tau ada yang masuk...

Dan tidak lupa...ada cermin buat kamu kamu yang mau ngaca ato foto.






Setelah gue usut, ternyata toilet ini adalah produk dari perusahaan yang namanya "SewaToilet". Jadi dia itu perusahaan swasta pertama yang bergerak di bidang jasa persewaan toilet portable VIP. Ooohh pantesan aja bisa kece, modal, dan wangi gitu. Gue salut sih sama si pemilik perusahaan ini..bisa aja dia liat peluang kaya gini. Yang mau liat website di sini aja.

Kesimpulan gue : yah walaupun toiletnya sempit, kira kira 1 x 1 m persegilah, tapi gue terkesan dengan segala pernak -pernik di dalemnya. Di luar toilet pun ternyata ada petugas khusus yang kerjaannya memantau kondisi toilet ini..jadi dapat dipastikan kondisinya akan selalu terjaga. Nyaman deh buat pipis dan pup...Akhir kata..

KEREN

Rabu, 29 Mei 2013

#KunyahKunyah Frankwurst

Tipe     : Casual Dining
Alamat : Jl. Sabirin no 22, Kota Baru , Jogjakarta ( sebelah factory outlet Omah Mode )

Akhirnya gue berkesempatan untuk mampir ke resto ini setelah beberapa kali ngelewatin dan cuma menerka - nerka ada apakah gerangan di dalemnya... Kesan pertama begitu masuk resto ini adalah : nyaman. Yang bikin tempat ini terlihat nyaman adalah warna lampu dan cat di dalemnya. Resto ini punya warna utama krem muda dan lampu - lampu yang ada di dalemnya nambah kesan nyaman. Lantai di resto ini juga terbuat dari kayu..jadi auranya soft banget. Overall okelah tempatnya...
Untuk informasi, Frankwurst ini punya menu andalan sosis, lebih tepatnya German style Sausage. Itulah mengapa namanya Frankwurst..karena wurst = sosis dalam bahasa jerman. Frank nya mungkin diambil dari Kota Frankfurter di Jerman yang sangat terkenal sebagai pencipta sosis jerman. Di dunia ini ada kurang lebih 10 macam sosis yang dikenal di dunia kuliner yaitu : 
1. Knackwurst (daging + bawangputih)
2. Drei im wegla ( sois kurus khusus dipanggang)
3.Weiiswurst (daging sapi muda + kulit babi ) <~orgasmus bgt nih kayaknya!
4. Bockwurst ( daging + telur )
5. Landjager ( sosis item , panjang, dan kaya bumbu, jadi nikmat) hmm...ini masih ngomongin sosis kan?
6. Thuringer ( sosis panjang dan khusus panggang. rendah lemak )
7. Wollwurst (cara olahnya direbus, didinginin,trus goreng..jadi luarnya garing )
8.Cervelat (sosis yang suka dibelah ujungnya kaya sosis di tempura2an alun2 itu)
9. Bratwurst ( daging babi + sapi ) ini yang paling dikenal orang orang..
10. Blutwurst (mengandung babi dan darah sapi..biasanya diiris buat jadi isian roti)

kok kalo sosis numpuk gini malah jadi ilfil ya.....






                                                       Oke langsung ke intinya saja..Makan!!!

LAPAAAARRR  !!!
Gue kesana sama partner in crime, nona Agnes Ratri Semerbak Mewangi Seperti Melati...hehe
Karena kita baru pertama kali kesana dan menunya cukup membingungkan kita jadi lama deh memutuskan pesen apa. Setelah banyak nanya sama mbak karyawan yang mukanya udah keliatan capek akirnya kita memutuskan pesen 3 menu....eng ing eng ....

Ulala...nikmat nampaknya ya kakak....



Ini Tuna Salad ~> timun acar, selada ungu, selada hijau, tomat, wortel, dan daun2an lain, olive, tuna, mayonaisse..
Reviewnya : porsinya gede...bisa buat dua ato tiga orang. Mayonesnya enak, ga keasinan dan ga kekecutan. Sayurnya seger dan renyah. Tapi sayang tunanya pelit....hehehe


Ini Beef Cheese, with cream sauce , porsi female ~> sosis sapi panggang,dalemnya ada potongan keju, kentang tumis bawang, sayur tumis.
Reviewnya : dibanding sosis yang satunya, sosis ini rasanya enak banget.. tekstur kulitnya itu kenyel, jadi kalo dikunyah itu serasa ada perlawanan. Tapi rasanya enak..apalagi ada sensasi keju di dalemnya. Lumerrrrrr.... kentang tumisnya enak, tapi agak berminyak. Sayurnya standar...


Ini Lamb Marquesh  with barbeque sauce porsi male ~>  sosis domba panggang, kentang goreng, dan creamy spinach.
Reviewnya : rasa sosisnya kurang nendang, tapi emang teksturnya enak. Karena gue makna 2 potong jadinya kenyang banget..Kentangnya standar.Creamy cheesenya lumayan..tapi terlalu lembek.Lebih enak punya koki joni.  Yang paling kurang adalah saus bbq nya..rasanya terlalu kenceng dan kasar. Jadi after tastenya malah bikin mahteh...

Rangkuman : Untuk makanan kayaknya emang perlu jadi pemilih kalo di resto ini. Ada yang luar biasa dan ada yang biasa aja. Tapi kemaren kita dapet komplimen gratis buat saladnya. Kenapa? Karena ada masalah dengan pelayanan. Resto ini melakukan 3x kesalah terhadap pesanan kami. Satu, salad kami tidak dikasih garlic bread dengan alasan habis. Padahal pengunjung yang datengnya belakangan masih dapet..tapi ujung2nya kami dikasih roti juga (berarti belum abis dong!). Kedua, pesenan sayur gue diganti tanpa konfirmasi. Dan ketiga, salah menu. Tapi kita kemaren santai aja sih komplennya...
Tapi gue yakin menu yang lain pasti ada yang enak enak juga. Mengingat tipikal makananannya yang berkelas.

Harga tebusan berapa kakak?

Biaya tebusannya adalah....agak mahal..hehe....
Lamb marquesh Rp55ribu...Beef cheese Rp43ribu..salad Rp18ribu
Minumnya lupa..kemaren cuma pesen es teh. heheh....


Sebuah tempat kuliner bakal gue bilang sip dan layak direkomen kalo gue pengen balik kesana lagi buat makan. Dan untuk Frank Wurst, gue ga terlalu ngebet pengen kesana lagi dalam waktu dekat buat makan..so It's up to you. 

Selasa, 28 Mei 2013

#KunyahKunyah Koki Joni



Tipe                : Semi Casual Dining
Alamat            : JL C Simanjuntak Gang V Yogyakarta.- Gang seberang Mirota Kampus          UGM




Gue tahu resto ini dari dunia twitter. Beberapa kali temen gue mention akun @KokiJoni di tweet mereka. Yang bikin gue penasaran karena konon katanya resto ini memakai daging kalkun di beberapa menunya..dan menurut gue ini unik, karena daging kalkun merupakan daging yang jarang dikonsumsi orang indonesia pada umumnya. Mungkin beberapa orang pernah lihat daging kalkun lewat salah satu adegan di serial Mr.Bean
 Itu tuh kalkun..gede ya..


 Sebagai info, kalkun itu sejenis ayam tapi bodinya lebih gede aja..lebih semok mengkel mengkel gitu...

aku kalkun kakak...makan aku kakak....


Untuk suasan resto ya standar semi casual dininglah. Karena memang tempat ini ga menjual lokasi.  Bentuknya semi outdoor, didominasi kayu baik dari bangunan, meja dan kursi. Ada fasilitas Wi-fi juga.
Tadinya gue kira pemilik atau tukang masak dari resto ini namanya Joni, tapi setelah gue tanya ke karyawan di sana ternyata Joni itu adalah nama untuk seekor Burung Kakak tua atau beopeliharaan resto ini...hmm..okelah..apalah arti sebuah nama, mari kita cek saja makanannya...

Gue pesen dua menu


Pesenannya : Creamy Turkey Pasta ~> fettucinne, cream sauce, turkey, basil, cheese

Dan ini  :

Pesenannya : Roast Turkey Briano ~>  Roasted turkey's breast, mashed potato, creamy spinach, briano sauce.

Review : Untuk Creamy Turkey Pastanya gue suka. Pastanya ga kematengan lalu Gak over seasoned dan gak over creamy, jadi walaupun dikasih tambahan parutan keju tetep gak berasa eneg. Porsinya juga gak pelit. Untuk isian daging kalkunnya cukup banyak, tapi sayangnya ada beberapa yang berupa kulit dan tulang muda.....overall oke punya!

Untuk Roast Turkey Brianonya sedap. Daging Turkeynya ga over cooked, jadi ga kering..masih kerasa juice nya dikit. Creamy spinachnya mantap!! gue baru dua kali makan creamy spinach..yang pertama di Frankwurst Kotabaru dan yg kedua di Koki Joni ini.. Gue lebih suka creamy spinach Koki Joni karena dua hal. Pertama, bayamnya ga kematengan..jadi ga terlalu lembek di mulut. Dan kedua, rasa creamnya ga berlebihan..jadi sensasi di mulut pas makan bayem ini adalah lembut plus ada samar samar rasa cream. Enak! Nah..sayangnya dari menu ini yang paling kurang sip adalah mashed potatonya. Teksturnya kurang halus kurang bumbu. Jadi masih kerasa kentang banget...kalo misalnya ditumbuk sedikit lagi trus ditambahin black papper + keju/susu mungkin lebih sip lagi. Saus Brianonya  enak..cocok buat si kalkun. Rasanya didominasi ras gurih, plus ada manisnya dan tingkat kekentalannya pas...Overall oke punya!

Untuk biaya tebusan berapa kakak?

Biaya tebusan untuk makanan ini adalah total Rp 70an ribu (pastinya lupa...hehe). Dengan rincian : Creamy Turkey Pasta 25K , Roast Turkey Briano 39K, minumnya es teh dan es lemon tea..harga minumnya lupa.

Rangkuman : Rasa oke , pelayanan cepet dan baik, lalu harga sesuai dengan apa yang didapat.

Sebuah tempat kuliner bakal gue bilang sip dan layak direkomen kalo gue pengen balik kesana lagi buat makan. Dan untuk Koki Joni, gue pengen kesana lagi buat makan..so I recommend you this place. 





Senin, 27 Mei 2013

#KunyahKunyah Loving Hut


Tipe       : Canteen Casual Dining
Alamat   : Jl. Moses Gatotkaca No.A18 Samping Hotel Jogjakarta Plaza,Mrican, Gejayan,Yogyakarta
           
Beberapa kali gue ngelewatin sebuah rumah makan kecil yg cukup menarik perhatian di daerah moses gatot kaca gejayan. Rumah makan ini mencolok karena terang, ramai, dan namanya yg eye catchy. Ya, rumah makan yg gue maksud adalah Loving Hut. Soal lokasi gampang bgt dicari..di sederatan sama Nanamia pizzeria.


Ini nih..

Loving hut sendiri adalah rumah makan yang khusus menyediakan menu vegetarian. Kalo berdasar tulisan yg gue baca di sana, rumah makan ini punya visi misi supaya manusia, hewan , dan alam bisa hidup harmonis dalam damai dan kasih. Intinya "lo ga boleh makan daging, apapun wujudnya". Oke! Oiya, gue lupa bilang kalo Loving Hut ini ternyata adalah jaringan rumah makan yang levelnya udah internasional, dia udah nebar rumah makan ini 28 negara dari benua Asia, Amerika, Eropa, dan Australia..(entah kenapa Afrika belum, mungkin krn suku asli afrika doyannya emang berburu hewan kali ya..). Jdi gue berkesimpulan kalo Loving Hut ini emang pengen mengkampanyekan secara luas hidup sehat dengan menjadi vegertarian. Info detail bisa diliat di sini.



Oke mari kita bahas makanannya !

Gue dateng ke sana sama partner  gue, Nona Agnes Ratri.. dia mesen ini
Pesenan : nasi, sate soya (olahan kedelai), tahu krispi, ca brokli, soya asam manis.

Dan ini pesenan gue :

Pesenan : nasi, sate soya, soya lada hitam, sayur toge, sama tahu pedas manis.

Review : Buat anak kos jogja yang biasa makan di burjo dan warung makan bakal ngerasain kalo nasi di Loving Hut ini pulen dan alus.  Sate soyanya bikin gue takjub..karena gue ngerasa kaya makan daging. Teksturnya lbh "daging" daripada sate jamur yg populer itu..rasa bumbunya manis plus ada rasa gosong yang bikin nikmat. Tahu krispinya samalah kaya tahu krispi pada umumnya. Soya asam manis dan Tahu pedas manisnya rasanya pas..ga terlalu kenceng bumbu tp ga terlalu hambar. Tipikal makanan cina kalem gitu. Yang paling enak menurut gue adalah soya lada hitamnya. Teksturnya kaya daging dan gurih..ada semacam rasa nori (rumput laut) di bagian luarnya.

Terus sayurnya gimana kakak?
Nah ini yg gue suka.... Gue termasuk orang yg ga terlalu suka makan sayur..Tapi gue akuin olahan sayur di Loving Hut ini emang enak. Ada dua alasan kenapa gue bisa bilang enak. Pertama, bumbunya enak..yg brokoli rasanya gurih + manis, yang toge gurih. Kedua, tekstur sayurnya renyah..jadi pas dikunyah ada bunyi "kres..kres" gitu.

Overall gue suka banget sama makanan Loving Hut. Sayurnya renyah dan seger..lauknya enak, ga over seasoned, dan nasinya pulen... Di rumah makannya emang ada tulisan kalo masakannya ga pake MSG dan pake sayur dan beras organik, entah ini berhubungan sama hasil masakannya ato engga. Untuk minumnya ada pilihan yg standar kaya teh dll dan minuman lainnya. Kemaren gue pesen susu kedelai rasa melon dan es antartika (isinya serutan timun, nanas)



TAPI..........

ada tapinya nih..buat nebus berbagai pujian di atas gue harus bayar total Rp52.000. Makan + minum. Tapi sebenernya bisa diakalin klo mau bayarnya ga mahal. Caranya ya pesen minuman yang standar-standar aja dan jangan kalap pesen lauknya. Karena kemaren gue sama agnes ratri sifatnya masih ngicip jadinya ya kalap..main pesen lauknya aja. heheh... Tapi gue maklum kalo dia harganya agak mahal, mengingat dia pake bahan organik, no msg, bersih (maklum habis kena hepatitis), dan pastinya enak. Kemarin sih setelah makan di sana gue langsung berasa sehat gitu...sugesti aja kali ya..haha.

Sebuah tempat kuliner bakal gue bilang sip dan layak direkomen kalo gue pengen balik kesana lagi buat makan. Dan untuk Loving Hut, gue pengen kesana lagi buat makan..so I recommend you this place.